Selasa, 10 Juni 2008

PEMBELAJARAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DENGAN POLA SPIRAL PADA PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Pada pembelajaran bahasa indonesia,penguasaan kalimat merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki, karena dengan memahami tata bahasa ataupun kalimat dengan baik maka interaksi pembelajaran yang kondusif antara pengajar dan pelajar sebagai penerima materi akan berjalan dengan baik.Para pengajar ataupun mahasiswa yang dalam hal ini sebagai pembelajar,dituntut untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran bahasa indonesia pada jenjang sekolah dasar.Disamping itu, penguasaan kemampuan berbahasa lainnya pun perlu dipelajari dengan baik oleh pengajar ataupun pembelajar,seperti kemampuan dalam menguasai tekhnik menulis awal yang baik,membaca dan berbicara.
Dalam pertemuan pertama telah dibahas berbagai macam kalimat yang akan sangat diperlukan sebagai bekal dasar untuk penguasaan kalimat diantaranya adalah :
1.KALIMAT AKTIF-PASIF
Disadari ataupun tidak,kalimat pasif merupakan kalimat yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh konkritnya,seperti ia makan kue (kalimat aktif) dan kue dimakan olehnya (kalimat pasif).Secara sederhana kalimat pasif bisa didefinisikan sebagai kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan,sedangkan kalimat pasif merupakan kalimat yang objeknya dikenai pekerjaan
2.KALIMAT BERDASARKAN KATEGORI KATA
Parera(1988:10)mengemukakan ada 5 pola dasar kalimat inti yaitu:
NP+NP : Bapa bidan
NP+AP : Bandung Sunyi
NP+VP : Kakak berbaring
NP+VP+NP : petani mencangkul kebun
NP+VP+NP+NP :Ibu membelikan kakak boneka
pola dasar kalimat inti Badudu (1990:32)
Badudu mengklasifikasikan kalimat inti berdasarkan kategori predikat yaitu:
1.verba : Kakak berbaring
2.Nomina : Babi binatang
3.Ajektiva : Bajunya sempit
4.Numeralia : Harganya seratus rupiah
5.Frase dipreposisional :ia dari bali
Uraian para ahli diatas mengenai pola dasar kalimat inti,merupakan salah satu hal penting yang harus dipelajari untuk dapat memantapkan pemahaman dalam penguasaan kalimat yang baik.
3.POLA KALIMAT
Dalam pengajaran tata bahasa pola kalimat juga merupakan salah satu hal yang harus disampaikan dengan benar,disamping itu tata bahasa yang disampaikan harus bersifat empiris yang berarti tata bahasa harus bisa dibuktikan secara ilmiah.Pada pembelajaran minggu pertama, telah dibahas beberapa kalimat berdasarkan pola dasar Badudu (1990:32) yaitu:
1.S-P : Dudi berenang
2.S-P-O : Lina minum susu
3.S-P-Pel : Adik bermain bola
4.S-P-K : Bapak pergi ke kantor
5.S-P-O-Pel : mereka menamai anak itu sarah
6.S-P-O-Pel-K :setiap pagi ibu membuatkan kami susu
7.S-P-O-K : Lina minum susu setiap pagi
8.S-P-Pel-K : Adik bermain bola di lapangan.
4.KALIMAT MAJEMUK
kalimat majemuk merupakan kalimat yamg memiliki anak dan induk kalimat, namun hal tersebut mungkin terlalu kompleks untuk diajarkan pada jenjang sekolah dasar untuk itu,pengajaran kalimat majemuk di sekolah dasar dipermudah dengan memberikan materi konjungsi (kata sambung) untuk mempermudah pembelajarannya, konjungsi yang diberikanpun lebih baik beranekaragam contoh konjungsi yang diberikan pada proses pengajaran adalah :
1.Konjungsi penjumlahan : dan
2.Konjungsi pemilihan : atau
3.Konjungsi pertentangan : walau,tetapi,meski,sekalipun
4.Penjelasan : Bahwa
5.Penguatan : bahkan,malah
6.Penyebab : karena,sebab
7.Akibat : maka,karena itu
8.Syarat : Jika
9.Waktu : saat,sebelum,sesudah.
Pengajaran kalimat itu sangat penting untuk diajarkan,terlebih banyak aspek dasar dari kalimat itu sendiri yang sangat menarik untuk dipelajari,seperti jenis kalimat,pola kalimat,konjungsi,dan berbagai hal yang menjadi inti dasar konsep dari pembelajaran kalimat.Penguasaan kalimat yang baik akan membantu pengajaran tata bahasa yang menarik,disamping itu kekeliruan dalam berbahasa pun dapat dihindari,hilangnya satu fungsi dalam kalimat akan menyebabkan kalimat yang dibentuk penutur menjadi keliru.Karena itu penguasaan kalimat akan mengurangi kekeliruan dalam berbahasa.

Senin, 19 Mei 2008

Menunjukkan Semangat Kebangsaan

Hidup merdeka, tanpa ada tekanan dan penindasan dari negara manapun merupakan hak semua bangsa. Namun, setiap bangsa mempunyai pengalaman sendiri-sendiri dalam menentukan nasib dan masa depannya. Ada beberapa negara yang mendapatkan kemerdekaannya dengan perjuangan yang begitu gigih. Adapula bangsa yang relatif tidak memerlukan pengorbanan banyak dalam memperoleh kemerdekaannya karena pemberian dari negara induknya. Indonesia sendiri merupakan negara yang mendapatkan kemerdekaannya dengan perjuangan yang begitu gigih. Bahkan, perjuangan yang dilakukan harus mengorbankan jiwa dan raga.
Ketika menjelang kemerdekaan negeri ini, para generasi pendahulu telah sepakat untuk merdeka dan melepaskan diri dari penjajahan yang telah membelenggu selama ratusan tahun membentuk sebuah negara sebagai bangsa Indonesia. Begitu kemerdekaan dicetuskan tanggal 17 Agustus 1945, ternyata perjuangan menegakkan kedaulatan negeri masih menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Persoalan dari luar masih muncul dengan sikap pemerintah Belanda yang belum bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia, sementara persoalan dari dalam silih berganti saling bermunculan.
Sejaran negeri ini, sebagai suatu fakta merupakan pelajaran yang sangat berharga apabila kita berniat mencermati dan mengambil hikmah positifnya. Begitu Indonesia merdeka, pemberontakan PKI/Muso tahun 1948 mulai muncul karena orang ingin memaksakan suatu konsep dari negeri lain untuk diterapkan di masyarakat kita. Bangsa Indonesia akan disatukan dengan konsep ideologi dalam bentuk partai dan organisasi massa. Meredanya pemberontakan PKI/Muso disusul dengan persoalan pemberontakan DI/TII yang juga menimbulkan benturan konflik fisik berkepanjangan. Pada tahun 1965 kembali terjadi gerakan politik perebutan kekuasaan melalui peristiwa G-30-S dan ratusan ribu bahkan mungkin jutaan jiwa rakyat Indonesia melayang dengan sia-sia. Namun, Indonesia tetap berdiri dengan kukuh menghadapi "badai" yang datang bertubi-tubi.
Tengoklah, betapa menakjubkannya sejarah negeri kita. Bangsa Indonesia memiliki kekuatan mengusir penjajah bangsa asing, memproklamasikan, dan menegakkan kemerdekaan Indonesia karena bangsa Indonesia ini mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi. Semangat kebangsaan itu diantaranya meliputi nasionalisme dan patriotisme. Tapi, masih adakah nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dalam diri bangsa Indonesia di zaman sekarang? Memang bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Namun, bukan berarti perjalanan bangsa dan negara selanjutnya tidak menghadapi masalah. Kenyataannya masih selalu ada, datang silih berganti. Bahkan, terkadang masalah yang satu belum selesai masalah yang baru menumpukinya. Oleh karena itu, kita masih perlu berjuang untuk mengatasi masalah yang ada. Perjuangan kita masih panjang. Lawan kita masih ada, bahkan semakin banyak dan kompleks.
Dari masalah kesenjangan sosial, kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, ancaman perpecahan bangsa sampai dengan berbagai campur tangan pihak asing terhadap urusan dalam negeri Indonesia selalu siap menghadang. Dalam kondisi demikianlah dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme.